Senin minggu ke-2 Februari ini oleh Katua saya ditunjuk sebagai Dosen Pamong Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan Mahasiswa IAI Ibrahimy Sukorejo. Saya lihat para mahasiswa yang berbsis salah satu pesantren kesohor ini tampak cerah dan ceria. Dari perkanalan yang disampaikan oleh Dosen Pemandu dari Fakultas saya tahu bahwa mereka datang dari berbagai daerah. Bahkan ada yang datang dari ranah yang cukup jauh : Jambi. Seragam almamater jas biru dengan celana gelap lengkap dengan kopiahnya membuat tampak gagah dan rapi. Dari sorot mata merekapun saya menangkap mereka adalah generasi ilmuwan yang cukup semangat dan bervisi ke masa depan. Alangkah beruntungnya orang tua mereka. Malihat tampilan anak mereka di kantor seperti, pasti para orang tua tersebut bangga.
Memori saya tiba-tiba teringat ke peristiwa tahun 1987, yaitu saat saya KKN di Desa Sendangagung Kecamatan Minggir Kab. Sleman. KKN yang kepanjangan dari Kuliah Kerja Lapangan memang bentuk lain dari PPL yang sekarang. Perubahan istilah tersebut memang imbas gerakan reformasi tahun 1997-1998. Waktu itu KKN dikonotasikan negatif karena singkatan dari istilah yang menjadi musuh rakyat : Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Tidak mau ikut dikonotasikan negatif, setiap perguruan tinggi tampaknya mencari istilah lain, ada yang bernama : KKL, PPL, yang penting bukan KKN.
Terlepas dari perbedaan istilah yang jelas model PPL sekarang jauh lebih manusiawi dan 'ngakedemik'.
Sekarang PPL masuk kantor dan menerima materi kuliah lapangan, kalau dulu terjun ke kampung. Bahkan harus blusukan ke lorong-lorong kampung. Membenahi infrastruktur, melakukan dakwah, dan menggerakkan aktivitas masyarakat, ngajar ngaji baik anak-anak sampai bapak/ibu manula. Waktunyapun dulu relatif lebih lama. Terkesan membuang waktu. SEkarang mahasiswa dilengkapi laptop. Kalau perlu referensi cukup membawa flashdis. kalau dulu kalau mau menulis perlu membawa mesin ketik berat. Mengkek-mengkek memanggul tas besar........alangkah pesatnya jaman ini ya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar