Rabu, 18 Juli 2012

17-an Yang Cerdas

Setiap tahun kita memperingati Hari Kemerdekaan RI yang lazim kita sebut 17-an. Berbagai acara kita selenggarakan. Biaya kita keluarkan. Tujuannnya satu : memeriahkan acara peringatan hari kemerdekaan dalam rangka wujud rasa syukur kita akan kemerdekaan sekaligus mengenang dan menghargai jasa para pejuang kemerdekaan.
Akan tetapi, ada satu yang tersisa dari peringatan itu. Apakah itu?. Yaitu, acara peringatan dengan acara dengan kegiatan yang  justru membuat susah banyak orang. Acara pawai, gerak jalan, karnaval dengan menggunakan rute jalan umum  yang setiap tahun di semua daerah benar-benar sangat menyusahkan banyak orang. Berapa tidak. Bus umum, ambulan, truk pengangkut sembako, pedagang sayur harus terjebak macet di mana-mana. Mereka mau protes, mau teriak, mau menjerit tetapi siapa yang mau mendengar?. Orang bepergian jadi tertunda, orang sakit yang segera membutuhkan perawatan tidak bisa segera dirawat, bahkan ada yang meninggal, pasokan sembako terhambat, pedagang sayur merugi. Pendek kata, peringatan 17-an mengganggu kegiatan ekonomi, berdampak hilangnya nyawa, dan yang paling penting membuat stress orang banyak.
Lantas, mengapa tidak segera dicari model lain guna memperingati 17-an?. Sepertinya tidak ada yang peduli masalah ini. Pada hal, hampir semua pengguna jalan punya perasaan sama : jengkel. Dalam konteks ini model peringatan 17-an dengan memanfaatkan jalan-jalan umum sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang. KIta semua tahu setiap hari jumlah kendaraan bertambah akan tetapi luas dan jumlah jalan tidak pernah berubah. Masih realistiskah jika cara- cara peringatan dengan menggunakan jalan umum itu dipertahankan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar