Jumat, 12 April 2013

MENGAPA ANAK KITA NAKAL?

Pertanyaan ini agak aneh, tetapi sangat realistis. Mengapa?. Kita semua menginginkansetiapa na k kita tumbuh dengan wajar. Ketika masih dalam kandungan kita doakan agar lahir selamat. Ketika lahir kita sambut dengan gembira kita sayangi kita upayakan agar bisa berkembang sehat. Ketika sudah mulai mengenal lingkungan kita belanjakan berbagai macam mainan. Berikut kita ajari ngaji kita masukkan ke tempat-tempat pengajian( TPA /TPQ). Pendek kata, apapun kita upayakan agar si upik ini bisa tumbuh sesuai tahapannya. Kita upayakan agar pertumbuhan jasmaninya bisa seiring dengan pertimbuhan rohaninya. Kita tentu tidak ingin anak yang sudah usia 10 tahun tetapi belum bisa baca tulis. Kita juga tidak ingin anak yang sudah lima belas tahun masih mengulum  botol susu. Kita juga gelisah apabila kita punya anak yang baru TK minta dibelikan sepeda motor. Ini namanya pertumbuhan yang tidak seimbang antara jasmani dan rohani.
Akan tetapi, keinginan orang tua tersebut ternyata tidak selalu menjadikenyataan. Dalam praktikdisamping  banyak orang tua yang bisa tersenyum bahagia menyaksikan bisa tumbuh sesuai rencana juga tidak sedikit orang tua yang harus pilu ketikamenyaks ikan buah hatinya tumbuh tidak sesuai yang diharapkan. Banyakorangtua  yang harus sedih karena menyaksikan anaknya suka bolos sekolah. Banyak orang tua yang yang sedih karena anaknya menjadi anak pemabuk, atau bahkan banyak orang tua yang menangisketi ka menyaksikan anak semata wayangnya harus ketergantungan obat terlarang. Atau realitas negatif lainnya.
mengapa bisa demikian. Jawabannya tentutidak mudah. Akan tetapi setidaknya 3 faktor sebagaimana teori pendidikan sangat mempengaruhi. Tiga faktor itu ialah : Faktor keluarga, faktor sekolahan,dan faktor lingkungan.
a. Faktor Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertamayang membentuk kepribadian anak. Kebiasaan perilaku dan situasi kondisi keluarga sangat berpengaruh kepada pertumbuhan jiwa anak.Sejumlah pertanyaan patut diajukan :
-apkah anak tersebut sudah didik dengan baik.
-apakah orang tua memberi contoh yang baik dalamberperilaku.
-apakah orang tua sudah bertutur kata santun kepada anaknya atau sebaliknya malah sering mencaci maki setiap kesalahan yang diperbuat anak atau suka membentak-bentak.
-Apakah hubungan ayah ibunya harmonis : saling menghargai tidak bertengkardihadapan anaknya.
-apakah waktu menyuapi anaknya dilakukan dengan kasih sayang.
-apakah orang tua sudah mengadakan berbagai sarana yang diperlukan untuk bermain.
dan masih banyak lagi pertanyaan yang perlu diajukan sebagai koreksi. Oleh karena dalam keluarga yang bertenggung jawab adalah kedua orang tua,maka yang harus melakukan koreksi juga kedua orang tua.
( bersambung )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar