Minggu, 07 Juni 2009

rokhani

Diomeli Istri, Harus Marahkah?

Istri mengomel memang bukan rahasia lagi. Cerita ini hampir mewarnai setiap keluarga.Bahkan ada yang bilang, istri yang tidak dapat mengomel diragukan kewanitaannya.Terhadap omelelan istri ini para suami memang beragam dalam menyikapinya. Ada yang serius, ada yang sedang-sedang saja. malah ada yang menanggapinya secara santai atau mengangapnya angin lalu. Bagi yang menanggapinya secara sirius tidak jarang omelan suami menimbulkan pertengkaran hebat. Tidak hanya berakibat kepada hubungan tidak baik antara suami istri, tetapi dapat berakibat hubungan tidak baik dua keluarga besar kedua belah pihak. Perceraianpun biasanya tidak dapat dihindari. Karena omelan istri pula ada suami yang membuat senjata apinya 'mbledhos'. SEperti yang pernah terjadi di lingkungan POLDA Jatim. Sang polisi tega memuntahkan timah panas ke kepala istri. Pasalnya, sang Polisi jengkel akibat akibat kecapaian pulang kerja mendapat omelan istri. Mak, dooor....dan fatal. Sang istripun tewas.
Bagi yang menanggapi tidak sirius omelan istri memang membuat hubungan suami istri tegang. Pertengkaran juga terjadi tetapi tidak sampai berakibat fatal. Suamipun biasanya segera melupakan omelan istri manakala pada malam harinya istri terlihat menggairahkannya.
Bagi yang menganggap omelan istri seperti angin lalu tampaknya suami sadar, bahwa perempuan diciptakan memang untuk mengomel. Merekapun menganggap omelan istri sebagai bumbu penyedap perkawinan. SEbagai penyedap kehadirannya memang dibutuhkan. Bahkan. suatu keharusan. Bagi suami macam tipe ketiga ini seorang istri yang tidak dapat mengomel disamping diragukan keperempuanannya juga dipandang sebagai perempuan yang kurang cerdas.
Mungkin suami tipe ketiga ini mirip seperti yang dialami oleh salah seorang sahabat di zaman Umar. Ceritanya begini :
"Suatu ketika seorang sahabat ini datang ke rumah Umar bin Khattab yang tidak lain sebagai Amiril Mukminin waktu itu. Begitu sampai di depan rumah beliau, laki-laki itupun berbalik. Rupanya dia mau pulang. Mengetahui ada laki-laki mau bertamu yang mau berbalik arah, Umarpun segera memanggil laki-laki tadi. Laki-laki itupun menghadap umar. Apa keperluan apa saudara ke mari. Dengan tersipu malu, laki-laki itupun menjelaskan, bahwa dia datang hendap mengadukan istrinya yang suka mengomeli dirinya. Tetapi, pengaduan itu tidak diurungkan, ketika dia juga mendengar sendiri bahwa sang Amiril Mukmininpun ternyata juga diomeli istrinya. La kalau Umar bin Khattab sang Amiril Mukmininpun diomeli istrinya apalagi saya,jelas laki-laki itu kepada sang Amiril Mukminin.

1 komentar:

  1. Ha ha ha ...........
    Emang gitu ya pak........
    Cerita Umar diomeli istrinya kok ga dilanjutin....kelanjutannya kan bagus tu....
    he he he he....... :D

    maskowa.

    BalasHapus